Jurnalistonline.com, JAKARTA - Vihara Amurva Bumi Hok Ten Tjengsin di jalan satrio no 2Jakarta menggelar tradisi tahunan Festival Kue Bulan (moon cake) yang merupakan hari raya panen dan salah satu festival penting bagi warga keturunan Tionghoa.
Festival Kue Bulan berlangsung kamis tanggal 28/09/2023 dimulai dari pukul 10.00 WIB dibuka secara resmi oleh ketua yayasan bp Tonny
Hingga pukul 21.00 WIB festival masih berlangsung dihadiri pula oleh ketua locu bapak Fandy
Panitia Kegiatan Festival Kue Bulan tonny menyebutkan festival tersebut sudah menjadi agenda tahunan yang sudah diselenggarakan rutin sejak tiga tahun silam.
"Festival Kue Bulan atau Festival Musim Gugur diisi dengan tradisi makan kue makanya disebut kue bulan," kata tonny
Ia menjelaskan tujuan hakiki dari festival tersebut adalah sebagai ajang silaturahmi antar satu dengan yang lainnya, semakin mempererat persaudaraan sehingga menciptakan persatuan dan kesatuan.
"Karena Indonesia itu Bhinneka Tunggal Ika, kita menghidupkan Festival Kue Bulan dengan tradisi Indonesia yakni pertunjukkan seni dan kebudayaan Nusantara," kata tonny.
Kegiatan festival diisi dengan menyanyi dan pertunjukkan musik-musik tradisional .
Setiap tahun festival tersebut dimulai pukul 10.00WIB hingga malam tiba, sembari melihat terang bulan menikmati kue bulan dan mendengar alunan musik.
Vihara Dhanagun menyiapkan 300-450kue bulan yang dapat dinikmati oleh masyarakat yang datang ke vihara tersebut.
"Festival Kue Bulan terbuka untuk umum, acara ini melibatkan tokoh dan masyarakat lintas agama," kata tonny
Ia mengatakan Kue Bulan menjadi hidangan khusus selama Festival Kue Bulan atau berlangsung kemeriahan
"Kalau di Tiongkok dan Malaysia, kue bulan hanya ada di tanggal 1-15 saja. Bedanya di Indonesia, kue bulan tetap ada yang jual setiap saat tapi bedanya tidak banyak," kata tonny.
Tonny menambahkan Festival Kue Bulan lebih ramai dari tahun-tahun sebelumnya. Panitia jauh-jauh hari telah mensosialisasikan kegiatan tersebut kepada masyarakat luas.
"Ini bukan tradisi tapi festival, semua masyarakat hadir dari latar belakan berbed suku, agama tetapi menyatu dalam Kebhinnekaaan, lewat seni dan budaya yang kita tampilkan bersama," kata tonny.