Jurnalistonline.com, Denpasar - Hari Penyajaan Galungan adalah perayaan umat Hindu. Menjelang perayaan hari raya suci Galungan yang jatuh pada Budha Kliwon Dungulan atau Rabu Kliwon wuku Dungulan dalam kalender Bali. Lantaran, dua hari sebelum hari raya Galungan ribuan penjor menghiasi Pulau Dewata.
Perlu diketahui, terdapat rentetan upacara keagamaan tersebut antara lain, mulai Tumpek Wariga (Pengatag), Sugihan Jawa, Sugihan Bali, Penyekeban, Penyajaan, Penampahan, kemudian diikuti dengan Hari Raya Galungan, dan Manis Galungan sehari sesudahnya.
Adapun, antusias seluruh umat Hindu di Bali menjadi perhatian publik, dikarenakan sebagian warga Banjar Bumi Asri bergotong royong dalam menyelesaikan pembuatan penjor.
Secara fisik, penjor berupa bambu yang dihiasi janur, dan hasil bumi. Kemudian, Penjor menjadi bagian tak terpisahkan dari perayaan hari raya Galungan.
Menurut Kelian Adat Banjar Bumi Asri, I.B. Putu Baskara, SE mengatakan, dalam membuat sebuah Penjor bagi seluruh umat Hindu adalah kewajiban sebagai persembahan.
"Penjor ini merupakan bentuk ungkapan bersyukur umat Hindu atas kemenangan Dharma melawan Adharma," ujar I.B. Putu Baskara, SE saat dimintai keterangan oleh wartawan, Senin (6/6/2022) di Banjar Bumi Asri, Jl. Pulau Sula No. 41, Dauh Puri Klod, Kecamatan Denpasar Barat, Kota Denpasar, Bali.
Tidak hanya itu saja, lanjut Ajik Baskara, penjor dihiasi agar indah dan menarik sebagai ungkapan rasa terima kasih kita kepada Ida Sang Hyang Widhi, karena dalam ajaran umat Hindu disebutkan sebagai ungkapan ketulusan yang diwujudkan dengan keindahan.
"Seluruh umat Hindu berupaya bagaimana membuat penjor itu paling indah, selain penjor sebagai lambang dari kemakmuran alam semesta, dan juga merupakan salah satu daya tarik pariwisata Bali, sehingga warga pun sangat antusias dalam membuat penjor ini," katanya.
Selain untuk prasarana Upakara, kata Ajik Baskara, penjor di buat terlihat indah, dan sedap di pandang mata.
Ajik Baskara pun berharap kedepannya agar generasi muda lebih aktif, dan berkreatifitas dalam pembuatan penjor supaya bisa mempertahankan seni budaya yang merupakan salah satu ujung tombak pariwisata Bali.